Ini Bahaya Keseringan Ngupil yang Wajib Kamu Tahu

0



Kasus Mahmudi (38) warga Gang Perigi RT 01/RW 01 Kelurahan Handayani Mulya, Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI, yang mengalami penyakit di bagian hidung dan mulut, bermula dari kegiatannya ngupil dan mencabut mencabut bulu hidung. Awal mulanya, dia mengalami pilek hebat, namun kemudian lama kelamaan keluar darah hingga nanah dari dalam hidungnya. Dari sisi kesehatan, banyak tulisan yang mengulas bahaya ngupil dan mencabut bulu hidung. Seperti dilansir dari Mirror yang mengutip pendapat Dr. Erich Voigt ahli THT dari New York.

Bahwa, penyebabnya bermula dari keganasan bakteri yang bernama Staphylococcus Aureus. Bakteri ini sebenarnya berada di luar sekitar hidung yang hidup seperti radikal bebas. Namun tidak masuk karena ketahanan data tubuh kita dan bulu hidung yang fungsinya memang untuk menghambat masuknya bakteri. Namun saat kita ngupil dan mencabut bulu hidung, maka akan terjadi abrasi di sekitar hidung, abrasi inilah sebenarnya disebab oleh Staphylococcus Aureus, yang masuk berbarengan dengan kita ngupil. Dari abrasi inilah, jika kemudian tangan kita kotor atau kita sedang berada di sekitar tempat yang kotor, maka bakteri lain akan mengikuti Staphylococcus aureus.

Maka bisa masuk penyakit lain seperti penyakit kulit yang menyebab nanah dan koreng di dalam hidung. Perlu pula diketahui, luka yang diakibatnya bakteri tersebut sulit disembuhkan karena areal hidung memang selalu lembab. Hidung biasanya memiliki kepekaan sendiri terhadap rangsangan dari luar, mudah teriritasi oleh bahan-bahan yang memicu seperti bahan kimia, bau-bauan, polusi udara, atau zat yang memicu alergi lainnya. Saat hidung teriritasi maka akan timbul rasa gatal, bersin, bahkan mengarah ke gejala flu dan penyakit aneh seperti alami oleh Mahmud, yang sudah terkena kanker.

Seperti diungkapkan dr Zamir didampingi dr Hasbiallah Yusup dari Puskesmas Talang Ubi yang datang memeriksa kondisi Mahmudi menyebutkan bahwa penyakit yang diderita Mahmudi diduga kuat akibat kanker. "Kita tidak memastikan itu adalah kanker, tapi dari lihat lukanya mengarah kesitu (penyakit kanker). Sementara ini kita beri obat infeksi dan menyarankan agar dibawa ke Rumah Sakit besar untuk pengobatan secara intensif sebelum kondisi badannya tambah ngedrop," ungkap dr Zamir.

Sementara itu, kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten PALI dr Eni Zatila MKM mengatakan bahwa pihaknya siap fasilitasi untuk perobatan Mahmudi.


Berikut Bahaya-Bahya Ngupil:
Seperti dilansir dari infosehatkeluarga.com, ada bahaya ringan hingga berat yang akan dialami orang-orang yang biasa ngupil. Yakni sebagai berikut:

1. Mudah Terkena Flu
Orang yang suka ngupil akan mudah terserang virus. Terutama virus flu yang merupakan jenis penyakit menular melalui udara dan banyak cara lainnya. Salah satunya bisa ditularkan oleh diri sendiri melalui tangan yang kotor. Bila terinfeksi flu, biasanya akan berlanjut sampai ke gatal-gatal hidung, radang tengorokan, bersin-bersin dan akhirnya terserang flu-pilek. Penyebabnya karena tangan yang tidak bersih (tidak higienis) bisa menjadi medium infeksi pada rongga hidung.

2. Akibat lainnya Bulu atau Rambut Hidung Rontok
Rambut silia pada hidung berfungsi menyaring debu, bakteri dan virus patogen, serta benda-benda asing yang masuk ke rongga hidung. Tanpa silia semua jenis penyakit patogen yang menyebar melalui udara dapat masuk dengan leluasa ke tubuh. Masuknya jari saat “ngupil” ke rongga hidung berisiko bisa merontokkan silia tersebut. Ini sangat berbahaya. Silia akan menipis dan berangsur menghilang sama sekali. Tanpa silia (sebagai filter alami) maka virus dan bakteri akan mudah masuk ke dalam tubuh.

3. Koreng atau Infeksi Hingga Kanker
Penyakit berat lainya seperti kasus Mahmudi (38) warga Gang Perigi RT 01/RW 01 Kelurahan Handayani Mulya, Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI, yang mengalami penyakit di bagian hidung dan mulut, bermula dari kegiatannya ngupil dan mencabut mencabut bulu hidung. Awal mulanya, dia mengalami pilek hebat, namun kemudian lama kelamaan keluar darah hingga nanah dari dalam hidungnya.

4. Meningitis
Hati-hati saat mengupil, karena bila terlalu dalam mengorek akan menyentuh sinus bagian dalam yang berdekatan dengan otak. Ada tulang yang disebut sebagai tulang ethmoid yang memisahkan hidung dan otak. Jika saat mengupil tidak hati-hati, maka akan menusuk tulang ini. Akibatnya cairan di otak akan bocor dan bisa menyebabkan meningitis, yaitu radang selaput pelindung sistem syaraf pusat.

5. Kematian
Tips Mengupil Agar Tidak Bahaya
Seperti dilansir dari halosehat.com, bagi yang terbiasa mengupil, ternyata aktivitas ini ada manfaatnya asal dilakukan dengan benar. Agar terhindar dari efek negatif saat mengupil, ada beberapa hal yang harus Anda lakukan saat mengupil?.

1. Bersihkan tangan terlebih dahulu
Jangan mengorek hidung terlalu dalam sebab bisa mengacaukan fungsi organ. Rongga hidung berguna sebagai filter terhadap masuknya kuman, bakteri dan virus. Kebersihan tangan juga akan menghindarkan ronga hiodung dari infeksi akibat tangan kotor.

2. Spray Hidung
Gunakan spray khusus untuk membasahi rongga hidung, misalnya dengan saline nasal spray agar kelembaban rongga hidung terjaga. Usahakan rongga hidung terjaga kelembabannya, tidak terlalu kering dan juga tidak terlalu basah.

3. Potong Kuku
Sebelum mengupil sebaiknya memotong kuku terlebih dahulu agar tidak melukai rongga hidung. Haluskan permukaan kuku sehabis dipotong. Hal ini untuk mencegah agar tidak menimbulkan infeksi karena ada kotoran dalam kuku.

4. Jangan Ditarik
Jangan menarik terlalu keras sekreta kering yang didapatkan saat mengupil, karena akan berdampak negatif. Lebih baik hidung dipencet atau digoyang-goyang agar sekreta kering terkelupas dengan sendirinya.

Kasus Mengerikan Mahmudi
Mungkin anda harus hati-hati jika mencabut bulu hidung atau hal-hal yang berkaitan dengan areal di sekitar wajah, hidung dan telinga. Hal membahayakan dialami Mahmudi Mahmudi (38) warga Gang Perigi RT 01/RW 01 Kelurahan Handayani Mulya, Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI.
Akibat kebiasaannya ini, dia mengalami penyakit aneh.
Sejak tiga tahun terakhir ini sebagian hidung dan mulut, ayah dua anak ini membusuk.
Dari cerita Mahmudi, awalnya penyakit itu, dari kebiasaannya yang sering mencabut bulu hidung dan mengupil, kemudian mengalami pilek, dan lama kelamaan keluar darah hingga nanah dari dalam hidungnya.
Sampai akhirnya sedikit demi sedikit bagian hidung dan bibir Mahmudi habis digerogoti penyakit aneh dan mengeluarkan bau tak sedap.

"Dulu aku sering ngupil dan mencabut bulu hidung setiap harinya, kadang menggunakan gunting. Tapi sudah tiga tahun ini, aku mengalami penyakit ini," kata Mahmudi, Selasa,(11/10/2016).
Ia mengatakan, walaupun dirinya sering berobat mulai dari Puskesmas sampai Rumah Sakit Muhammad Husein, Palembang. Namun, penyakit yang ia alami belum juga sembuh.
"Sudah sering berobat, dari Puskesmas sampai ke Palembang, Rumah Sakit Muhammad Husein, tapi belum juga sembuh," keluh Mahmudi.

Untuk biayai kehidupanan sehari-hari, pria yang sebelumnya seorang sopir di perusahaan Sub PT Pertamina tersebut mengaku bahwa saat ini keluarganya hanya mengandalkan penghasilan istrinya yang berjualan es keliling.
Mahmudi berharap pemerintah maupun donatur membantu kesulitan keluarganya dan mengobati penyakitnya.
"Aku sudah tiga tahun ini tidak bisa lagi bekerja, sekarang hanya istri yang berjualan es keliling dengan penghasilan tidak seberapa, sedangkan anak-anak masih sekolah dan butuh biaya. Jangankan untuk mengobati sakit aku, untuk makan saja uang kami pas-pasan," keluhnya.
Ditempat sama dr Zamir didampingi dr Hasbiallah Yusup dari Puskesmas Talang Ubi yang datang memeriksa kondisi Mahmudi menyebutkan bahwa penyakit yang diderita Mahmudi diduga kuat akibat kanker.

"Kita tidak memastikan itu adalah kanker, tapi dari lihat lukanya mengarah kesitu (penyakit kanker). Sementara ini kita beri obat infeksi dan menyarankan agar dibawa ke Rumah Sakit besar untuk pengobatan secara intensif sebelum kondisi badannya tambah ngedrop," ungkap dr Zamir.
Sementara itu, kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten PALI dr Eni Zatila MKM mengatakan bahwa pihaknya siap fasilitasi untuk perobatan Mahmudi.

"Kita dengar bahwa pasien tersebut mengalami Sinusitis akut, tapi dari keterangan dokter yang memeriksanya tadi, mengarah ke tumor ganas. Kalau pengobatan, kami siap fasilitasi melalui Puskesmas dan siap memberikan rujukan ke rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap, tinggal bagaimana kemauan si pasien itu sendiri," katanya.
Ia juga menganjurkan agar pasien dan keluarganya mau dirujuk untuk berobat.

"Penyakit tersebut harus secepatnya ditangani agar tidak menjalar lebih luas lagi, dan saya berharap pasien bersedia untuk diobati," jelas Eni.

Sumber: sriwijaya

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)