Pertempuran sengit dan serangan udara kembali pecah di Aleppo setelah gencatan senjata sepihak oleh Rusia berakhir pada hari Sabtu. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan pertempuran terjadi kembali di garis depan.
Rusia mengaku sudah mengumumkan pemberlakuan jeda kemanusiaan di Aleppo beberapa hari sebelum gencatan selama tiga hari berakir. Tentara rezim Suriah dan Rusia telah menyerukan warga dan pemberontak di Aleppo timur meninggalkan kota itu melalui koridor yang ditunjuk.
Tapi, sangat sedikit pemberontak maupun warga sipil yang meninggalkan Aleppo timur. Kubu oposisi Suriah mengklaim tidak pengumuman yang dibuat Rusia pada hari Sabtu.
”Tidak ada yang tersisa melalui koridor. Jumlah warga yang mencoba untuk meninggalkan kota kecil karena dihadapkan dengan penembakan di sekitar (area koridor) dan tidak bisa pergi,” kata Zakaria Malahifji, seorang pejabat opsisi Suriah, yang hadir di Aleppo timur, seperti dikutip
Reuters, Minggu (23/10/2016).
Media pemerintah Suriah melaporkan bahwa pemberontak mencegah warga sipil untuk meninggalkan Aleppo timur. Stasiun televisi pro-pemerintah Suriah juga menyiarkan gambar ambulans dan bus hijau yang diparkir di titik-titik penampungan di Aleppo tapi rata-rata kosong.
PBB sejatinya berharap bahwa gencatan senjata akan memungkinkan evakuasi dan pengiriman bantuan kemanusiaan di Aleppo. Tetapi kurangnya jaminan keamanan telah mencegah pekerja bantuan memanfaatkan keuntungan dari jeda kemanusiaan itu.
”PBB tetap berharap pihak terkait akan memberikan semua jaminan yang diperlukan dan secara aktif bekerja untuk itu,” kata juru bicara kemanusiaan PBB, Jens Laerke. Dia mengatakan para pekerja kemanusiaan siap untuk melanjutkan pekerjaannya setelah situasi memungkinkan.
”Situasi di lapangan masih terjadi baku tembak dan bentrokan terus terjadi. Hari ini, peluru menghantam hotel tempat yang disarankan PBB, satu staf hotel menderita luka parah,” kata Laerke.
Pasukan Suriah dan Rusia mengatakan bahwa mereka menargetkan pemberontak yang terkait dengan al-Nusra yang kini berganti nama menjadi Fateh al-Sham di Aleppo timur. Namun, pemberontak Suriah mengatakan rezim Suriah dan Rusia tanpa pandang bulu menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil untuk mengambil alih wilayah yang dikuasai pemberontak di Aleppo timur.
sumber : sindonews